Kegiatan Pelatihan Produksi Audio di MI Asy Syifa Baleendah

Kegiatan Pelatihan Produksi Audio di MI Asy Syifa Baleendah

Pada hari Kamis, 17 November 2022, Tim Abdimas dari Fakultas Industri Kreatif, Telkom University melakukan kunjungan awal ke MI Asy Syifa Baleendah yang bertempat di Jl. Rancakasiat No. 3 Rancamanyar, Baleendah, Kabupaten Bandung. Kedatangan Tim Abdimas yang terdiri dari Ardy Aprilian Anwar, Yosa Fiandra, dan Yayat Sudaryat dari Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual ke sana bertujuan untuk menemukan titik tengah antara permasalahan yang sedang dihadapi pihak sekolah dengan solusi yang ditawarkan oleh tim Abdimas.

Diskusi saat kunjungan Tim Abdimas ke MI Asy Syifa

Dari hasil diskusi sederhana, kami menemukan temuan bahwa akhir-akhir waktu saat kami melakaukan kunjungan ke sana, mereka baru saja membuat sebuah pertunjukan drama dalam rangkaian kegiatan perkemahan pramuka. Dalam pertunjukan itu ada penampilan kabaret, yang mempertunjukan keahlian teatrikal dengan dukungan utama berupa media audio. Hal-hal yang terkandung dalam media audio diantaranya suara dialog, musik, dan sound effects. Guru-guru disana memproduksi karya pertunjukan dengan media seadanya, yaitu rekaman dialog menggunakan handphone, bertempat rekaman di ruang aula, dan aplikasi Capcut di handphone untuk proses editingnya. Ada beberapa catatan dari kami terhadap hasil karya audio tersebut, yaitu suara dialog yang terlalu bergema, transisi musik yang terlalu kasar, dan minimnya penggunaan sound effects.

Catatan tersebut menjadi patokan untuk kami memberi solusi dalam pelaksanaan kegiatan Abdimas di MI Asy Syifa. Pertama, mereka jelas tidak memiliki peralatan standar untuk mendukung proses produksi audio, atau kemungkinan lainnya adalah mereka lebih memilih cara praktis untuk itu. Kedua, tidak ada tempat yang representatif untuk rekaman suara, yang terisolasi suara dan tidak ada pantulan bunyi. Ketiga, tidak ada kompetensi khusus yang dimiliki guru MI Asy Syifa untuk menggarap produksi audio, khususnya untuk sebuah pertunjukan kabaret.

Tempat Rekaman Suara yang digunakan Guru-Guru MI  Asy Syifa
Pelaksanaan kegiatan Abdimas
Duduk dari kiri: Ardy Aprilian Anwar, Yayat Sudaryat, Yosa Fiandra
Partisipasi mitra: bertanya mengenai ide pembuatan cerita
Praktek terbimbing mengoperasikan software DAW saat melakukan rekaman suara
Partisipasi mitra abdimas saat praktek rekaman suara: mengatur posisi mikroon yang baik
Proses rekaman suara dengan ide cerita dari para Guru MI Asy Syifa
Sesi foto bersama setelah rangkaian kegiatan Abdimas selesai dilaksanakan

Kabaret merupakan salah satu jenis penampilan favorit anak-anak tingkat SD hingga SMA untuk mengekspresikan dirinya melalui seni. Kabaret adalah salah satu pertunjukan diantara pertunjukan membaca puisi, menari, menyanyi, dan akrobat/atraksi. Kabaret mengandalkan unsur suara sebagai penyampai cerita, mood, dan tensi dalam pertunjukannya. Sebagai pelengkap, kebutuhan unsur visual dipenuhi dengan tampilan gerak, gestur, dan mimik muka secara fisik dan langsung diperankan oleh orang di atas panggung, serupa dengan drama teatrikal, namun versi “lip sync”.

Melihat tiga permasalahan yang di jabarkan tadi, karena fasilitas tempat rekaman itu kaitannya dengan keilmuan akustik dan perlu biaya besar untuk mendukungnya, maka Tim Abdimas hanya memenuhi dua permasalahan yang akan dikaji dalam pelaksanaannya, yaitu pelatihan produksi audio yang dibagi dalam praktek rekaman suara dan praktek editing suara yang seluruhnya mengandalkan PC sebagai mediumnya. Sebagai pelengkap, kami juga memberikan pelatihan membuat ide cerita yang dapat menginspirasi para guru MI Asy Syifa untuk membuat cerita-cerita yang menarik untuk di garap bersama siswa-siswinya.

Saat pelaksanaan, para guru MI Asy Syifa sangat antusias dengan materi pelatihan yang disampaikan. Mereka banyak bertanya tentang cara membuat cerita yang menarik untuk cakupan anak usia sekolah SD. Saat materi pelatihan praktek produksi audio pun mereka sangat menikmati prosesnya langkah demi langkah. Kegiatan Abdimas ditutup dengan review karya yang dibuat oleh para Guru MI Asy Syifa yang dibagi menjadi dua kelompok. Pihak mitra Abdimas yang dalam hal ini adalah para Guru MI Asy Syifa sangat mengharapkan ada keberlanjutan program Abdimas berikutnya. Karena, mereka merasa bahwa waktu pelaksanaan kegiatan Abdimas saat itu dirasa masih kurang untuk benar-benar memahami apa yang kami sampaikan.