Promosi Platform Digital Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Promosi Platform Digital Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Perancangan Konten Promosi Melalui Eksplorasi Platform Digital

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

 

Oleh: Erica Albertina, M.I.Kom

Dr. Ira Wirasari, M.Ds

Sri Maharani Budi H, M.Advtg

 

Hampir dua tahun belakangan dunia pariwisata global dibuat kewalahan oleh pandemi Covid-19. Sejak saat itu pula, imbas paling besar dirasakan oleh berbagai pihak tanpa terkecuali. Apalagi mengingat statistik serta resiko penularan virus yang paling besar terjadi pada saat terjadi keramaian di satu tempat secara bersamaan, dimana karakter inilah yang paling sering dijumpai pada sebagian besar area wisata. Meski demikian, kegiatan promosi harus tetap dilakukan tetapi dengan cara yang berbeda dengan mengefektifkan media periklanan digital yang semakin canggih dan penuh inovasi.

Faktanya, tingkat interaksi sosial antara pengguna internet di masa ini sudah cukup tinggi. Beragam varian data, konten, dan informasi membanjiri berbagai macam platform daring yang tersedia. Selain media sosial instagram seperti Instagram, Facebook, hingga Twitter, website memiliki potensi sebagai sarana untuk mempromosikan dan mengedukasi target audiens. Melalui website, informasi yang ingin disampaikan oleh pengelola destinasi wisata dapat menjangkau masyarakat dengan cakupan yang lebih luas.

Fokus masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah perancangan konten promosi melalui eksplorasi platform digital Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai salah satu model tahap lanjutan dari penelitian sebelumnya, Participatory Design dalam Kajian perancangan Standardisasi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II pada tahun 2020 lalu. Perancangan kali ini dibuat karena aktivitas promosi yang memanfaatkan konten kreatif melalui platform digital dinilai lebih efektif dan interaktif dalam meningkatkan jumlah wisatawan agar tertarik mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang. Hasilnya membuktikan bahwa pembenahan konten sosial media Museum Sultan Mahmud Badaruddin terbukti dapat menarik banyak antusiasme dari pengguna internet yang dituju.

Palembang merupakan salah satu kota utama yang berada di provinsi Sumatera Selatan, sehingga menjadikan daerah yang dijuluki sebagai Bumi Sriwijaya itu memiliki destinasi pariwisata yang bervariatif. Dikenal dengan kuliner pempek yang legendaris, pusat kota Palembang berkisar di sekitar Sungai Musi yang membelah sisi kota dengan Jembatan Ampera yang menghubungkan masing-masing area tersebut. Dan hanya berjarak beberapa puluh meter dari kemegahan jembatan Ampera, terdapat sebuah museum yang dinamakan Museum Sultan Badaruddin II.

Di tengah gencarnya usaha mempromosikan aset pariwisata alam dan sejarah di Indonesia, Museum Sultan Badaruddin II pun dinilai memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai ikon baru  Kota Palembang. Diharapkan museum ini tidak hanya mengedepankan aspek edukasi, namun juga memiliki aspek hiburan yang menarik meskipun isi dari museum itu sendiri adalah sejarah mengenai kebesaran Kota Palembang sejak masa keemasan kerajaan Sriwijaya. Sepatutnya jika dilihat dari keunikan dan lokasinya yang sangat strategis, museum ini dapat menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Palembang. Akan tetapi, jauh sebelum pandemi sekalipun, pengelola Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMBII) telah menghadapi kendala dalam menempatkan museum tersebut sebagai destinasi utama pariwisata di Palembang.

Salah satu dari sekian banyak masalah yang harus ditangani oleh Museum SMBII adalah rendahnya kuantitas serta kualitas media promosi yang dikelola (Haswati, et al 2021). Manajemen museum merasa cukup kesulitan untuk mengidentifikasi peran media promosi dalam membentuk persepsi museum yang ideal di benak masyarakat sekitar, apalagi bagi turis-turis yang berasal dari wilayah domestik maupun mancanegara. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam menyusun strategi kreatif berbasis Participatory Design untuk mencapai standardisasi museum pada tahun sebelumnya, telah dijabarkan beberapa klasifikasi roadmap seperti yang tampak pada gambar 1 dibawah. Pada bagian Branding & Promotion terbagi atas beberapa variabel, salah satunya adalah strategi media yang terintegrasi. Pemilihan media tentu menjadi sebuah langkah yang vital bagi museum untuk memaksimalkan visibilitasnya di mata publik. Dalam konteks penelitian ini, akan dijabarkan bagaimana pemahaman mengenai media dapat mempengaruhi proses perancangan konten hingga pemilihan jenis media dalam membangun interaksi dan relasi antara museum dan target sasarnya. Kemudian bagaimana strategi ini akan mendorong peningkatan pengunjung dalam jangka panjang, baik selama tahun-tahun terakhir hingga setelah pandemi benar-benar dinyatakan usai.

Picture1

Gambar 1 Roadmap Perencanaan Standardisasi Museum SMB2
Sumber : Haswati, et al 2021

 

Terdapat empat buah perencanaan strategis dalam melakukan pemasaran secara online melalui media sosial yaitu kebiasaan konsumen, proses komunikasi, pemilihan media sosial yang cocok serta aktif berdiskusi dan berbagi informasi dengan konsumen online (Pratama, 2020). Dilihat dari eksistensi media sosial di era milenial ini, tentu saja Museum Sultan Badaruddin II memiliki peluang untuk melakukan optimalisasi dalam mendorong aktivitas promosi secara daring. Dengan itu dapat dikatakan bahwa tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah memaksimalkan eksplorasi platform digital Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dalam rangka memberikan informasi dengan melalui sosial media dengan cara yang lebih kreatif dan interaktif.

Terdapat dua manfaat yang didapat dari penelitian ini, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat penelitian ini secara aspek teoritis adalah Menambah pemahaman dan pengetahuan tentang konten promosi melalui eksplorasi platform digital Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Sementara manfaat praktis dari penelitian ini adalah mampu memahami sebuah bentuk perancangan konten promosi melalui eksplorasi platform digital Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Selain itu mengimplementasikan perancangan konten dan media digital sehingga target audience dapat mengetahui keberadaan dan mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Museum Sultan Badaruddin II Palembang.

Promosi dapat menciptakan hubungan positif antara brand dan pembeli, dan dapat menyediakan saluran baru untuk mencapai segmen audiensi. Daryanto (2011, 94) berpendapat bahwa dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, secara umum terdapat 4 kegiatan yang bisa dilakukan. Dalam kegiatan promosi ini, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dapat melakukan kegiatan periklanan dan publisitas melalui akun sosial medianya. Sementara itu, publisitas adalah kegiatan promosi yang memiliki kesamaan dengan periklanan, yaitu melalui media massa dengan memberikan informasi dalam bentuk berita dan bukan dalam bentuk iklan. Melakukan promosi melalui sosial media memberikan beberapa manfaat. Martin Tomy (2013) menyatakan manfaat promosi melalui media sosial antara lain adanya fitur rating yang memungkinkan semakin banyak orang yang mengetahui promosi yang dilakukan produk tersebut, promosi melalui sosial media tidak terikat tempat dan waktu karena media sosial bisa diakses dimana saja dan kapan saja, follower sebuah akun akan mendapat pemberitahuan bahwa ada postingan baru dari akun tersebut, promosi melalui sosial media tidak membutuhkan biaya yang besar, dan sebuah produk akan lebih mudah mendapatkan dan mengetahui respon dari target audiens. Banyaknya manfaat dari media sosial membuat banyak perusahaan menggunakan media sosial sebagai media promosi utama produknya. Perusahaan besar maupun usaha rumahan banyak menggunakan media sosial sebagai media promosi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deksriptif. Metode kualitatif adalah suatu metode dimana manusia atau responden diibaratkan sebagai makhluk aktif yang selalu dinamis, angket tidak perlu dipola dan harus mengadakan wawancara langsung yang tidak berstruktur atau tidak berpedoman, populasinya kecil, dan tidak berlaku generalisasi karena tidak semua individu manusia itu sama (Mulyana, 2001: 145).

Pada penelitian ini, dilakukan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan, wawancara, dan Observasi atau Pengamatan. Eksplorasi Konten Digital Promosi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di era New Normal ini menggunakan teori sosial media periklanan yaitu promosi yang dilakukan oleh Museum Sultan Mahmud Badaruddin II melalui media sosial dengan penyampaian beberapa informasi. Dalam perancangan sosial media periklanan ini berawal dari menganalisis data untuk kebutuhan eksplorasi konten digital promosi. Diawali dari analisis target audiens, lalu merancang konten digital promosi dengan mencari data untuk menganalisis konten yang dibutuhkan di sosia media Instagram Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

 

Screenshot-2021-08-30-104317

Gambar 2 Feeds instagram Museum_SMBII
Sumber : Instagram resmi Museum SMBII

 

Perancangan Konten Digital Promosi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dalam Era New Normal diawali dengan membaca dan menganalisis berbagai sumber buku yang berhubungan untuk memperoleh berbagai pemikiran dan opini para ahli di bidang desain dan promosi, kemudian mewawancarai narasumber pihak museum dan menganalisis data untuk mengetahui jenis konten apa yang tepat untuk mempromosikan dan meningkatkan interaksi melalui akun Instagram Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Beberapa konten promosi yang dilakukan oleh museum_smb untuk meningkatkan interaksi dengan target audiens diawali dengan challenge cosplay untuk menirukan pahlawan, yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II dan Ratu Sinuhuni. Selain itu museum_smb juga mengadakan games Temukan Perbedaan. Ini merupakan game untuk menemukan perbedaan pada diorama “Pertempuran Perang Palembang” dan lukisan “Pengasingan Sultan Mahmud Baharuddin II”. Dan tentunya museum_smb juga mengadakan event virtual tour untuk melakukan tour di museum maupun di sekitar Kota Tua namun tetap menaati protokol pandemi. Adapun lomba untuk menebak 5 kata yang berkaitan dengan koleksi rumah serta ruangan yang berada di Museum Sultan Mahmud Baharuddin II dan lomba untuk mendesain poster  dengan tema “Museum dan Solidaritas” dan lomba foto museum dengan tema “Museum dan Cagar Budaya Kito”.

 

Screenshot-2021-08-30-103904

Gambar 2 Feeds instagram Museum_SMBII
Sumber : Instagram resmi Museum SMBII

 

Museum Sultan Mahmud Badaruddin juga menggunakan fitur story Instagram untuk melakukan promosi. Story Instagram ini juga bertujuan untuk memberi informasi lebih lanjut tentang challenge yang sedang berlangsung dan mengumumkan pemenang dari challenge tersebut. Masih menggunakan warna, dan visual yang sama, hanya saja dibedakan dari ukuran feeds dan story. Didukung dengan penggunaan copywriting yang bersifat persuasif agar audiens yang melihat story ini melihat postingan dari museum ini untuk informasi yang lebih lengkap dan ingin berpartisipasi dalam games dan challenge yang diselenggarakan. Story Instagram ini dibuat dengan tujuan untuk mengingatkan audiens kembali bahwa sebuah challenge sedang berlangsung.

 

Screenshot-2021-08-30-103938

Gambar 3 Story instagram Museum_SMBII
Sumber : Instagram resmi Museum SMBII

 

Berdasarkan analisis yang telah dibuat, target audiens ingin sesuatu yang fresh saat membuka profil Instagram dengan bahasa yang tidak kaku maka dari itu copywriting pada design ini menggunakan bahasa sehari-hari. Strategi cara penyampaian pesan yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan strategi secara hardsell Dimana strategi hardsell adalah cara menyampaikan pesan informasi yang dirancang untuk menyentuh pikiran dan menciptakan respon audiens secara logika.Dari hasil rancangan konten instagram museum_smb ingin melakukan interaksi lebih jauh dengan audiens dengan cara melakukan games dan challenge. Selain itu, di era new normal Museum Sultan Mahmud Badaruddin II juga membuat konten virtual tour bagi audiens yang ingin melakukan tour di museum dan Kota Tua Palembangg namun tidak bisa datang secara langsung.

Perancangan Konten Digital Promosi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dalam Era New Normal diawali dengan membaca dan menganalisis berbagai sumber buku yang berhubungan untuk memperoleh berbagai pemikiran dan opini para ahli di bidang desain dan promosi, kemudian mewawancarai narasumber pihak museum dan menganalisis data untuk mengetahui jenis konten apa yang tepat untuk mempromosikan dan meningkatkan interaksi melalui akun Instagram Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Promosinya di era new normal ini dengan memperbarui tampilan akun media sosialnya. Perancangan konten dibuat berdasarkan data-data yang sudah dianalisis dan data target audiens. Hasil dari analisi ini untuk mendapatkan jenis konten yang tepat, yaitu berupa konten interaksi dengan audiens berupa games dan challenge untuk melakukan interaksi dengan audiens. Bisa disimpulkan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II meningkatkan interaksi dengan audiens di era new normal melalui akun media sosialnya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sunaryo. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media

Creswell, John W. 2012. Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Achmad Fawaid, Penerjemah). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dedi. 2001. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Hasan, Ali. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service)

Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0 Bergerak dari Tradisional ke Digital. PT Gramedia Pustaka Utama.Moriarty, Sandra, Nancy Mitchell, dan William Wells. 2011. Advertising Edisi 8. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Morissan. 2012. Periklanan; Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana. Mulyana,

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

Pratama, I Putu Agus Eka. 2020. Social Media dan Social Network. Bandung : Informatika

Haswati, S.M.B., Safari, E.A. and Harwinanto, A.P., 2021. PARTICIPATORY DESIGN DALAM KAJIAN PERANCANGAN STANDARDISASI MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II. Demandia: Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain, dan Periklanan6(1), pp.83-105.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *