Perancangan Sign System di BURUAN SAE D’LIMA

Perancangan Sign System di BURUAN SAE D’LIMA

Istilah-istilah seperti DKPP, Buruan SAE, Kang Pisman, DLHK, dan KLHK memiliki akar sejarah dan fungsi yang saling terkait dalam upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) didirikan pada tahun 2014 melalui penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan, dengan mandat utama mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan serta menangani isu-isu lingkungan di tingkat nasional. Dalam konteks lokal, lembaga seperti DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan) hadir di tingkat provinsi atau kabupaten/kota untuk menjalankan kebijakan nasional tersebut dengan menyesuaikannya pada kebutuhan daerah.

Program inovatif seperti Kang Pisman lahir di Kota Bandung pada 2018 sebagai respon terhadap krisis sampah perkotaan, mengusung konsep “Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan” untuk mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Sejalan dengan itu, muncul Buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis), yang digagas sebagai bagian dari program DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) Kota Bandung. Dimulai sekitar tahun 2020, Buruan SAE dirancang untuk memberdayakan masyarakat urban melalui pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan terbatas, sekaligus mendukung ketahanan pangan. Keterkaitan antarprogram ini terlihat dalam sinergi tujuan mereka: KLHK dan DLHK menyediakan kebijakan lingkungan, DKPP menciptakan inovasi ketahanan pangan, sementara program Kang Pisman dan Buruan SAE mengintegrasikan pendekatan praktis bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dari Universitas Telkom pada periode kedua tahun 2024 bertujuan untuk merancang sistem penandaan atau sign system yang representatif di kawasan Buruan SAE D’Lima, RW 05, Kelurahan Cijerah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dir.PPM) Universitas Telkom, dengan tim yang dipimpin oleh Mohamad Tohir dan didukung oleh anggota tim, yaitu Riksa Belasunda dan Ardy Aprilian Anwar. Dalam proses desain dan dokumentasi, mahasiswa seperti Sri Andhika Prihastanto, R.Daffa Ashhaabul Kahfi, dan Purwatama Puja Wiwaha turut berkontribusi sebagai desainer dan pendokumentasi, menjadikan kegiatan ini kolaboratif antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat setempat. Komunitas Buruan SAE D’Lima, yang diketuai oleh Drs. Anton Bulyantono, menjadi sasaran kegiatan ini karena memiliki potensi besar dalam pertanian perkotaan, namun terkendala oleh minimnya sarana komunikasi visual yang memadai, seperti sign board. Saat tim melakukan survei, ditemukan bahwa papan penunjuk yang ada tidak mencerminkan identitas komunitas dan tidak menyeluruh dalam memberikan informasi kepada pengunjung. Oleh karena itu, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada merancang desain sistem penunjuk arah yang estetis dan fungsional, tetapi juga memastikan bahwa desain tersebut dapat mendukung branding komunitas serta mempermudah interaksi antara warga, pengunjung, dan pengelola Buruan SAE D’Lima. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik dan efisiensi kegiatan di kawasan tersebut.

Gambar 1 Hari pertama kunjungan: Diskusi sign board yang ada saat itu. (Sumber: Dok. Puja.2024)
Gambar 2 Hari pertama kunjungan: Foto bersama Tim Abdimas dan Komunitas Buruan SAE D’Lima. (Sumber: Dok. Puja, 2024)

Proses perancangan sign system di Buruan SAE D’Lima dilakukan secara kolaboratif antara tim pengabdian masyarakat Universitas Telkom dan anggota komunitas setempat. Tahap awal dimulai dengan observasi langsung di lokasi untuk mengidentifikasi kondisi lapangan, mencatat kebutuhan spesifik, dan menentukan jenis sign board yang diperlukan. Dalam proses ini, tim didampingi oleh anggota komunitas untuk memastikan setiap data yang diperoleh relevan dengan kebutuhan dan aktivitas di kawasan tersebut. Selanjutnya, tim merancang desain yang mengusung elemen visual khas, seperti ikon buah-buahan dan sayur-mayur, yang merepresentasikan aktivitas pertanian perkotaan di Buruan SAE D’Lima. Desain juga mencakup elemen lain yang relevan untuk memperkuat identitas komunitas. Setelah rancangan awal selesai, dilakukan sesi review bersama pihak D’Lima untuk menyelaraskan desain dengan harapan dan kebutuhan komunitas. Kesepakatan yang dicapai dalam tahap ini menjadi dasar bagi langkah berikutnya, yaitu produksi dan pemasangan sign board di lokasi.

Gambar 3 Proses perancangan menggunakan Adobe AI. (Sumber: Screen Capture Andhika, 2024)
Tabel 1 Beberapa sampel hasil perancangan aset visual untuk kebutuhan sign board
Gambar 4 Hari kedua kunjungan: proses review  desain dengan komunitas D’Lima. (Sumber: Dok. M.Tohir, 2024)

Dalam tahap produksi, sign board dirancang menggunakan bahan Aluminium Composite Panel (ACP) yang dikenal kuat, tahan terhadap cuaca, dan memiliki permukaan halus sehingga ideal untuk aplikasi desain grafis. Permukaan ACP kemudian dilapisi dengan stiker khusus yang mencetak hasil desain ikon dan elemen visual Buruan SAE D’Lima. Desain ini dirancang tidak hanya untuk estetika, tetapi juga untuk daya tahan agar tetap terlihat jelas meski terpapar kondisi luar ruangan. Setelah proses produksi selesai, sign board dipasang di lokasi strategis di kawasan Buruan SAE D’Lima dengan cara digantung menggunakan kawat sling yang kokoh, memastikan posisinya stabil dan mudah terlihat oleh pengunjung. Pendekatan ini memastikan sign board tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk arah, tetapi juga sebagai elemen identitas visual yang mencerminkan ciri khas komunitas.

Tabel 2 Perbandingan beberapa kondisi visual sebelum dan sesudah pelaksanaan abdimas.
Gambar 13 Kegiatan simbolis serah terima hasil perancangan. (Sumber: Dok. Puja 2024)
Gambar 14 Hari ketiga kunjungan: Foto bersama  setelah serah terima hasil perancangan. (Sumber: Dok. Puja, 2024)

Komunitas Buruan SAE D’Lima menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini. Dalam beberapa kesempatan, mereka mengekspresikan kepuasan atas hasil yang dicapai, seraya berharap agar kolaborasi ini dapat berlanjut di masa mendatang. Beberapa harapan yang mereka sampaikan meliputi keinginan untuk adanya program sosialisasi manfaat Buruan SAE kepada warga setempat serta peningkatan dukungan dan komunikasi antara tim Universitas Telkom dan komunitas. Mereka juga mengundang para mahasiswa untuk lebih aktif berdiskusi dengan masyarakat sasaran agar tercipta hubungan yang lebih erat dan saling mendukung. Dengan semangat dan antusiasme ini, pihak D’Lima berharap kerja sama yang telah terjalin tidak hanya berlanjut, tetapi juga berkembang menjadi kolaborasi yang lebih solid di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *