Pelatihan Audio Mixing di MI Asy Syifa Rancamanyar pada karya drama musikal untuk kegiatan pelepasan lulusan sekolah

Pelatihan Audio Mixing di MI Asy Syifa Rancamanyar pada karya drama musikal untuk kegiatan pelepasan lulusan sekolah

Diskusi Rencana Pelaksanaan Abdimas

Kegiatan Abdimas di MI Asy Syifa merupakan yang kedua kalinya setelah pada tahun 2022 dilakukan juga Abdimas dengan tema pelatihan rekaman suara. Pada hari Jum’at, tanggal 14 Juni 2024 kami melakukan kegiatan Abdimas lanjutan dengan tema produksi suara untuk drama musikal yang kebetulan akan diselenggarakan oleh pihak mitra, dalam hal ini Asy Syifa. Secara kebetulan kegiatan Abdimas berdekatan dengan pelaksanaan pelepasan siswa kelas 6 untuk pertama kalinya di hari Minggu, 23 Juni 2024.

Gambar 1 Proses diskusi perencanaan jadwal kegiatan dengan pihak MI Asy Syifa (Sumber: Yosa Fiandra, 2024)

Produksi di MI Asy Syifa

Kegiatan pelatihan dilakukan di sekolah MI Asy Syifa yang beralamat di Jl. Rancakasiat No. 3 Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung 40357 pada hari Jumat, tanggal 14 Juni 2024, mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Kegiatan Abdimas ini diinisiasi oleh tim dosen yang terdiri dari Ardy Aprilian Anwar, S.Pd., M.Sn., Yosa Fiandra, S.Sn., M.Sn., dan Dr., Drs. Riksa Belasunda, S.ST., M.Ds., dan didukung oleh mahasiswa dari Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual yaitu Fariz Pramudya Iskandar dan Purwatama Puja Wiwaha.

Gambar 2 Foto bersama sebelum kegiatan pelatihan dimulai (Sumber: Yosa Fiandra, 2024)

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah Rika Srimurtika, S.Pd dan pengantar dari Yayat Sudaryat, S.Sn., M.Sn. sebagai perwakilan dari pihak Telkom University.

Kegiatan dimulai dengan melakukan reading bersama untuk menyunting beberapa kalimat dialog pada naskah yang dianggap terlalu rancu. Setelah itu, proses rekaman dilakukan dengan pengisi suara para murid dan guru yang diarahkan oleh Cucu Haryati, S.Pd. Perangkat yang digunakan dalam proses ini adalah perangkat lunak DAW Reaper, dan perangkat keras soundcard dan monitor speaker dari M-Audio, headphone dari AKG, mikrofon dari Shure, serta kabel-kabel penghubungnya.

Gambar 4 Salah satu siswa sedang berperan sebagai voice artist

Proses rekaman dilakukan hingga naskah habis dan menerapkan lagu tarian yang disertai jeda dialog ke musik tari di hari itu juga. Proses editing dan pelengkapan sound effect, ambience, musik dilakukan secara offline, sedangkan proses audio mixing dilakukan di tahap online.

Proses Editing dan Balancing

Proses editing offline dilakukan dengan membuang bagian audio yang tidak diperlukan pada hasil rekaman dengan teknik trimming. Selain melakukan trimming, kami mengarahkan untuk melakukan beberapa penyesuaian pada jeda antar dialog untuk membuatnya terdengar lebih alami. Proses penjedaan ini akan dilakukan dua kali, satu di sini, satu lagi dilakukan saat musik skoring diterapkan.

Gambar 5 Tampilan DAW Reaper dengan kategorisasi track (Sumber: Pribadi)

Proyek mixing ini membutuhkan kategori track dialog, kategori track musik tarian, kategori track sound effect dan ambience, dan kategori track musik ilustrasi. Pada kategori track dialog, kami mengarahkan untuk membuat setiap hasil rekaman berada pada rata-rata level desibel yang sama untuk menghindari clipping saat masuk pada proses selanjutnya. Hal yang sama dilakukan pada kategori track musik tari.

Gambar 6 Tampilan mixer memperlihatkan hasil volume balancing dan penggunaan effect (Sumber: Pribadi)

Karena sumber yang digunakan untuk perolehan musik ini adalah Youtube dan dari akun yang berbeda-beda, jadi kualitas (volume, channel, bitrate, kejernihan) pun berbeda-beda pula. Oleh karena itu, untuk menjaga kestabilan volume, kami melakukan balancing ulang pada musik tarian.

Gambar 7 Tampilan website Artlist.io (Sumber: Pribadi)

Proses pemberian sound effects dan ambience dilakukan dengan menggunakan jasa berlangganan dari website Artlist.io sebagai sumber perolehan. Secara garis besar, terdapat kebutuhan tiga sound effects dan dua ambience jika dilihat dari kebutuhannya. Sedangkan, musik ilustrasi yang digunakan cukup kompleks karena kebutuhannya adalah skoring, yaitu mengiringi nuansa yang terjadi dalam setiap dialog. Terdapat sekitar 12 berkas musik instrumental dengan nuansa magical, fantasi, kanak-kanak, gembira, dan modern. Nuansa-nuansa tersebut dijadikan filter pencarian sesuai dengan tema drama musikalnya. Dalam penerapannya, kami melakukan beberapa penyesuaian lagi pada jeda dalam dialog dan jeda dengan musik tarian. Hal itu dilakukan untuk mencapai penekanan kesan yang disampaikan melalui musik. Selain itu, agar tidak terlalu mengganggu hasil proses audio balancing, kami mengarahkan untuk melakukan teknik automasi. Teknik ini berfungsi membuat musik tidak tumpang tindih dengan dialog serta memposisikan musik berada pada takaran volumenya sendiri. Proses ini diakhiri dengan melakukan rendering ke dalam format MP3 dengan sample rate 44.100 Hertz. Format itu dipilih dengan maksud kemudahan distribusi.

Penyelenggaraan pertunjukkan Drama Musikal

Pertunjukkan dilakukan pada hari Minggu, tanggal 23 Juni 2024 di Ballroom Grand Sunshine Resort & Convention yang beralamat di Jl. Raya Soreang No.06, Pamekaran, Kec. Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40912. Musik hasil render dipadukan dengan ilustrasi video yang digarap oleh pihak sekolah. Sehingga dilakukan proses render kembali untuk kedua kalinya. Seharusnya jika audio akan dirender menjadi video, format yang diatur saat render adalah format WAV dengan sample rate 48.000 Hertz.

Gambar 8 Suasana penyelenggaraan kegiatan drama musikal (Sumber: Yosa Fiandra, 2024)

Sistem amplifikasi suara yang digunakan saat penyelenggaraan pertunjukkan adalah sistem yang secara default di set untuk kebutuhan Gedung atau ballroom, dengan kata lain, pihak sekolah tidak secara khusus menyiapkan sistem amplifikasi suara professional. Namun demikian, audio hasil render tadi terdengar cukup jelas secara level volume maupun secara artikulasi dialog walaupun suasana di ruangan tersebut cukup riuh oleh suara anak-anak yang bermain dan berlarian. Kejelasan dialog dipengaruhi oleh proses rekaman dengan kenyaringan pengisi suara yang dimaksimalkan ditambah dengan volume rekam yang dimaksimalkan juga sehingga ukuran amplitude pada DAW sangat tebal. Selain itu, kami tidak memberi efek jenis time-based pada dialog sehingga hasil akhirpun terdengar kering. Pada filter frekuensi, kami hanya memotong frekuensi rendah untuk menghilangkan popping dan sedikit boost pada band high untuk membuatnya terdengar lebih kristal. Untuk pengaman akhir, kami menggunakan limiter agar tidak terjadi clipping pada hasil render.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *